Minggu, 09 Mei 2010

Masihkah Engkau Melihat, Wahai Dewa Dewi Tirta?


Suatu malam seorang ibu berdoa
Mendaraskan syahadat dan litani
serta doa bagi dewa-dewinya:

’O Dewa Dewi Tirta...
Berilah aku setitik keringatmu
Mengapa engkau biarkan
Airmu yang suci itu
mengalir, lalu terjebak dalam
tangan-tangan manusia serakah
yang membendung tubuhmu
untuk kepentingan perut mereka sendiri?
Tidakkah Engkau tahu?
Sudah berapa tahun
kami membeli air yang bersumber dari tanah kami sendiri?’

...

-jezz,tanpa tanggal 2009-
-untuk semua saudaraku yang air tanahnya habis
disedot Perusahaan Air Minum-
maaf, hanya baru ini yang bisa kulakukan Saudara..


lewat senja di kota jogja
sepasang bola mata kita saling bertemu
di bawah semburat kuning sinar lampu kota

kerinduan menjelma menjadi barisan kata-kata dalam cerita
menjalin makna
menuang peristiwa
dalam segelas kopi kita bercengkrama
tak ada yang istimewa
hanya alunan memoribilia

waktu cepat beranjak
rembulan menjadi tigaperempat tua
kita pulang, menerobos dingin dini hari
dan suara tawa sepasang anak manusia hilang ditelan lorong jalan

:untuk malam 7 mei 2010
Salatiga, 9 mei